Kamis, 11 September 2014

lapuran study lapangan

LAPORAN STUDI LAPANGAN
medan –Sumatra utara
museum negri medan
masjid raya medan
istana maimun
Disajikan sebagai salah satu tugas
Untuk mekengkapi nilai di SMA Negri 1 tigapanah
PEMERINTAHAN KABUPATEN KARO
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 TIGAPANAH
2014
LEMBAR PENGESAHAN
medan –Sumatra utara
museum negri medan
masjid raya medan
istana maimun
Disajikan sebagai salah satu tugas
Untuk melengkapi nilai di SMA Negeri 1 tigapanah
  
Mengetahui,                                                                       tigapanah,      maret  2014
Kepala SMA Negeri 1 tigapanah                                      Pembimbing,
Drs. JOSUA PERANGIN-ANGIN                         REHMANITA BR TARIGAN S.Pd
 NIP : 19690324 199412 1 001                                  NIP :197701303 200701 2 003
                                                
dik
Orang tua
.........................
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadiran TUHAN YANG MAHA ESA yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya pada kita semua sehingga kami bisa menyelsaikan tugas karya tulis ilmiah ini  denganbaik dan lancar, untuk melengkapi nilai di SMA Negri 1 tigapanah, dan mengembangkan kemampuan menulis kami.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada yang terhormat:
1. Drs. JOSUA PERANGIN-ANGIN selaku Kepala sekolah SMA Negeri 1 tigapanah
KETUA PANITIA                                      : Dra. RIDAWATI Br GINTING
SEKRETARIS                        : JULI ANITA Br TARIGAN S.Pd  
BENDAHARA                        : DELI SUSANTI Br SEMBIRING SP.d
PENDAMPING KUNJUNGAN       : 1. SEMUA WALI KELAS
                                                               2. PKS
   3. PEMBINA OSIS
                                                               4. GURU MATA PELAJARAN SEJARAH
2. ROBINSON BARUS  S.Pd  ,ALAM SEMBIRING  S.Pd yang telah membimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah, yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan selama ini.
3. Pamuji Santosa, S.P. selaku pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah, yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan selama ini.
4. Siswa – siswi SMA Negeri 1 tigapanah yg telah bekerjasama dengan baik selama menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini Semoga segala bantuan dan dukungan yang diberikan kepada kami, mendapat imbalan yang berlipat dari Allah Subhanahu Wata’ala, amin. Kami menyadari dalam Karya tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan karya tulis ini. Atas saran, kritik maupun bantuaannya kami ucapkan terima kasih.
                                                                               tigapanah,    maret 2014 
                                                                          faklin romansen munthe
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I              PENDAHULUAN
                        1.1       Latar Belakang Masalah
                        1.2       Tujuan Observasi
                        1.3       Waktu Pelaksanaan
                        2.3       Metodologi
BAB II              PEMBAHASAN
                        3.1       Hasil Observasi Studi Lapangan di medan
                        3.2       Penjelasan
BAB III             PENUTUP
                        4.1       Kesimpulan
                        4.2       Saran
DAFTAR PUSAKA
LAMPIRAN 
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran                                       Perihal Lampiran
     I                                                        Susunan Acara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Pasal 34 ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
SDM guru yang unggul menjadi tuntutan bagi kemajuan lembaga pendidikan, dan keunggulan akan tercapai bila guru mau bekerja keras belajar dan menggali pengalaman dari orang lain yang lebih maju. Sehingga pengajaran dalam mengajar murid – murid akan lebih terlaksana dengan baik.
Pelajar adalah peserta didik yang memiliki potensi intelektuaklnya memiliki tugas pokok dalam pendidikan di sekolah, guna pengembangan kemampuan dalam SEJARAH. Dalam dimensi kehidupan masyarakat di Indonesia. Dalam dua perspektif tersebut, maka potensi yang dimiliki perlu dikembangkan, salah satunya dengan cara mengadakan Studi Lapangan
Akan banyak memberikan efek positif kepada pelajar, karena dengan melihat dan mempelajari langsung maka para pelajar akan lebih terbuka wawasan dan intelektualnya sehingga pelajar yang dibimbing oleh guru tersebut menerapkan konsep ideal yang dipelajarinya dilapangan. Lebih jauh lagi, maka pendidikan akan berkembang lebih maju lagi.
SMA Negeri 1 tigapanah tahun pelajaran 2013/ 2014 mengadakan karya wisata ke MEDAN untuk menambah wawasan. Kami mengunjungi museum negri medan untuk mengetahui apa saja peninggalan sejarah.
1.2 Tujuan Penelitian
          1. Tujuan Umum
UNTUK MENGETAHUI APA SAJA PENINGGALAN YANG BERSEJARAK DI SUMATARA UTARA DAM MENGETAHUI KERAJAAN DELI DI SUMATERA UTARA
          2. Tujuan Khusus
          a. Untuk mengetahui faktor – faktor dan proses PERA SEJARAH
          b. Untuk mengetahui bentuk – bentuk dan penjelasan dari alat – alat
              PRA SEJARAH
          c. Untuk mengetahui proses sejarah gedung ISTANA MAIMUN
          d. Untuk menambah Pengetahuan
          e. Untuk menambah wawasan
          d. Untuk melatih dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan dalam
              menulis.
1.3 Waktu pelaksanaan
Sabtu, 15 Maret 2014
07 30 WIB                    : Persiapan
08 00 - 1030 WIB          : KABAN JAHE - MEDAN
10 30 - 12 00 WIB         : MUSEUM
12 00 WIB                    : Makan siang
13 00 WIB                    : Menuju masjid raya
13 15 - 1400 WIB          : MASJID RAYA
1400  WIB                    : Menuju istana maimu
1410 -1500 WIB            : Istana maimun
1500 -1530  WIB                    : Perjalanan ke kebun binatang
1530 - 1630WIB            : Kebun binatang
1630  WIB                    : Pulang ke kabanjahe
di
MUSEUM NEGERI PROVINSISUMATERA UTARA
Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara diresmikan tanggal 19 April 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr.Daoed Yoesoef, namun peletakan koleksi pertama dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno, tahun 1954 berupa makara. Oleh karena itu museum ini terkenal dengan nama Gedung Arca. Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara terletak di Jalan H.M.Joni no. 15, Medan. Jarak dari bandara udara Polonia sekitar 3 km, dan dari pelabuhan laut Belawan sekitar 25 km. Sedangkan dari pusat pemerintahan kantor Gubernur Sumatera Utara berkisar 3 km.
Bangunan museum berdiri di atas lahan seluas 10.468 meter persegi, terdiri dari bangunan induk dua lantai yang difungsikan sebagai ruang pameran tetap, ruang pameran temporer, ruang audio-visual/ceramah, ruang Kepala Museum, tata usaha, ruang seksi bimbingan, perpustakaan, ruang mikro film, ruang komputer, serta gudang. Secara arsitektur, bentuk bangunan induk museum ini menggambarkan rumah tradisional daerah Sumatera Utara. Pada bagian atap depan dipenuhi dengan ornamen dari etnis Melayu, Batak Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak, dan Nias.
Berdasarkan koleksi yang dimiliki, Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara dikategorikan sebagai museum umum. Sebagian besar koleksinya berasal dari daerah Sumatera Utara berupa benda-benda peninggalan sejarah budaya mulai dari masa prasejarah, klasik pengaruh Hindu-Buddha, Islam, hingga sejarah perjuangan masa kini. Sebagian lainnya berasal dari beberapa daerah lain di Indonesia dan dari negara lain seperti Thailand. Hingga tahun 2005 Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara menyimpan kurang lebih 6.799 koleksi. Berikut akan diuraikan koleksi museum ini.
MASA PRASEJARAH
Pada ruang pertama ini ditampilkan sejarah geologi mulai terbentuknya alam semesta, pergeseran benua, dan Pulau Sumatera. Sejarah alam mengenai migrasi manusia, sebaran flora dan fauna, juga mengenai kehidupan prasejarah. Koleksi yang ditampilkan meliputi replika hewan khas Sumatera, replika fosil manusia purba, diorama kehidupan prasejarah, serta beragam perkakas prasejarah.
msu_galeri.jpg
GALERI KOLONIALISME
KEBUDAYAAN SUMATERA UTARA KUNO
Menampilkan jejak dari peradaban awal masyarakat Sumatera Utara, mulai dari masa megalitik tua hingga masa perundagian. Koleksi yang ditampilkan meliputi temuan budaya megalit seperti peti mati dari batu (sarkofagus), benda-benda religi berupa patung batu dan kayu, tongkat perdukunan, wadah obat dari gading, serta koleksi naskah Batak Kuno yang ditulis pada kulit kayu yang disebut Pustaha Laklak.
MASA KERAJAAN HINDU-BUDDHA
Peradaban Hindu dan Buddha menyebar ke wilayah Indonesia seiring dengan berkembangnya perniagaan Asia sekitar abad ke-2 Masehi. Ruang ini menampilkan koleksi peninggalan agama Hindu-Buddha yang ditemukan di daerah Sumatera Utara, diantaranya temuan arkeologi dari situs Percandian Padang Lawas dan situs Kota Cina. Benda koleksi meliputi arca batu, perunggu, pecahan keramik, dan mata uang kuno, juga sebuah replika candi induk dari Candi Bahal I.
MASA KERAJAAN ISLAM
Ruang Islam menampilkan berbagai artefak peninggalan masa Islam seperti replika berbagai batu nisan dari makam Islam yang ditemukan di daerah Barus, Sumatera Utara. Serta nisan peninggalan Islam yang bercorak khas Batak, beberapa Al Qur'an, dan naskah Islam tua yang ditulis dengan tangan. Serta sebuah replika Masjid Azizi di Medan (note: tepatnya di Tanjung Pura, Langkat; negeri kelahiran Amir Hamzah).
KOLONIALISME DI SUMATERA UTARA
Sebelum Pemerintah Hindia Belanda masuk dan memerintah di wilayah Sumatera, para pengusaha dari Eropa khususnya Jerman telah datang dan membuka perkebunan di Sumatera. Koleksi masa kolonial membawa kita kembali pada masa-masa tersebut, ketika kemajuan usaha perkebunan telah melahirkan Medan sebagai kota multikultur yang kaya, unik, dan menarik. Koleksi yang ditampilkan meliputi komoditas perdagangan kolonial, alat-alat, dan mata uang perkebunan, foto-foto bersejarah yang langka, model figur kolonial, serta replika dari kehidupan kota Medan tempo dulu.
PERJUANGAN RAKYAT SUMATERA UTARA
Seperti halnya daerah lain di Indonesia, di Sumatera Utara telah tumbuh benih-benih perlawanan terhadap penjajah jauh sebelum kemerdekaan. Ruang perjuangan menceritakan sejarah perjuangan masyarakat Sumatera Utara sejak sebelum 1908 sampai masa revolusi fisik 1945-1949, juga ditampilkan sejarah perjuangan pers di Sumatera Utara. Benda koleksi meliputi senjata tradisional dan modern, obat-obatan tradisional, peralatan komunikasi yang digunakan melawan penjajah. Juga ditampilkan lukisan kepahlawanan dan poster propaganda masa perang.
GUBERNUR & PAHLAWAN SUMATERA UTARA
Ruang ini menampilkan para pahlawan nasional yang berasal dari provinsi Sumatera Utara, juga para mantan gubernur yang telah berjasa membangun dan memajukan provinsi Sumatera Utara. Koleksi berupa foto-foto serta lukisan dari para pahlawan dan mantan gubernur Sumatera Utara.
Sumber: Buklet 'Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara' (Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata)
Alamat:
Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara
Jl. H.M. Joni no. 51
Medan
Sumatera Utara
Koleksi
Sampai tahun 2005, Museum Sumatera Utara memiliki 6799 koleksi. Terdiri atas replika hewan khas Sumatera, replika fosil manusia purba, diorama kehidupan prasejarah, serta beragam perkakas prasejarah.
Adapun, peninggalan lain seperti arca-arca peninggalan zaman Hindu-Budha, peninggalan batu nisan, Al-Qur'an, replika Masjid Azizi ada disini, dan juga perkakas zaman Kolonial Belanda juga dikoleksi. Selain itu, terdapat pula model figur kolonial, dan replika kehidupan kota Medan zaman dulu.
Benda koleksi meliputi senjata tradisional dan modern, obat-obatan tradisional, peralatan komunikasi yang digunakan melawan penjajah. Juga ditampilkan lukisan kepahlawanan dan poster propaganda masa perang. Dan terakhir, foto-foto serta lukisan dari para pahlawan dan mantan gubernur Sumatera Utara juga dikoleksi di sini
            Meliputu :
1.           
nama               :kitab alqrhan
Asal                 :jawa timur
Fungsi             :buku suci
Terbuat daria apa     :kulit kayu
2.   
nama               :kris
Asal                 :nias
Fungsi             :bela diri
Terbuat daria apa     :besi, kuningan
3.   
nama               :replica pedagang pedagang india
Asal                 :-
Fungsi             :-
Terbuat daria apa     :-
4.   
nama               :peralatan jaman pera sejarah
Asal                 :Sumatra utara
Fungsi             :alat berburu
Terbuat daria apa     :batu
5.   
nama               :patung dewa wisnu
Asal                 :jawa timur
Fungsi             :pemujaan
Terbuat daria apa     :batu
6.   
nama               :tombak
Asal                 :batak karo
Fungsi             :alat perang
Terbuat daria apa     : kayu
7.   
nama               :replica patung gajah mada
Asal                 :jawa timur
Fungsi             :pemujaan
Terbuat daria apa     :batu
8.   
nama               :meriam
Asal                 :sumatra
Fungsi             :alat perang
Terbuat daria apa     :besi
9.   
nama               :miniature krtangka rumah adat karo
Asal                 :kab. karo
Fungsi             :tempat tinggal
Terbuat daria apa     : kayu, bambu
10.                      
nama               :patung siwa
Asal                 :sumatera utara
Fungsi             :pemujaan
Terbuat daria apa     :batu yang di pahat
11.                      
nama               :replica rumah pada jaman dahulu
Asal                 :jawa timur
Fungsi             :buku suci
Terbuat daria apa     : kayu,bambu,ijuk,dll
12.                      
nama               :alat pertanian
Asal                 :sumatra
Fungsi             :membajak sawah
Terbuat daria apa     : kayu
13.                      
nama               :seplika candi
Asal                 :jawa timur
Fungsi             :tempat pemujaan
Terbuat daria apa     :batu
14.                      
nama               :peralatan perang orang belanda
Asal                 :jawa timur
Fungsi             :menghalau musuh
Terbuat daria apa     :besi,amunisi, dll
15.                      
nama               :kerangka mamot
Asal                 :jawa timur
Fungsi             :-
Terbuat daria apa     :-
16.                      
nama               :petimati
Asal                 :jawa timur
Fungsi             :tempat mayati
Terbuat daria apa     : kayu
17.                      
nama               :replica harimau sumatera
Asal                 :sumatara utara
Fungsi             :-
Terbuat daria apa     :-
18.                      
nama               :manusia jaman pra sejarah
Asal                 :jawa timur
Fungsi             :  -
Terbuat daria apa     :-
19.  nama               :kemiri
 Asal                :batak karo
Fungsi             :  obat luka bakar
Terbuat daria apa     :-
20.  nama               :gambir
Asal                 :batak karo
Fungsi             : obat luka
Terbuat daria apa     :-
21.  nama               :buah pinang
 Asal                :batak karo
Fungsi             :  obat luka bakar
Terbuat daria apa     :-
22.  nama               :kulit batang pisang
Asal                 :batak karo
Fungsi             : pembalut luka
Terbuat daria apa     :-
23.  nama               :buah rimbang
 Asal                :batak karo
Fungsi             :  pengganti nasi
Terbuat daria apa     :-
24.  nama               :meriam tomong
Asal                 :masa perjuangan
Fungsi             : perang
Terbuat daria apa     :-
25.  nama               :daun sirih
 Asal                :batak karo
Fungsi             :  obat luka bakar
Terbuat daria apa     :-
26.  nama               :arang tempurung
Asal                 :batak karo
Fungsi             : obat luka pengganti nori
Terbuat daria apa     :-
27.  nama               :mesin ketik
 Asal                :-
Fungsi             :  alat komunikasi
Terbuat daria apa     :-
28.  nama               :bom kersik
Asal                 :-
Fungsi             : malawan musuh
Terbuat daria apa     :-
29.  nama               :miniature solu
 Asal                :batak karo
Fungsi             :  alat transportasi
Terbuat daria apa     :-
30.  nama               :sahan
Asal                 :toba
Fungsi             : pelindung
Terbuat daria apa     :gading
31.  nama               :ingan tambar
 Asal                :batak karo
Fungsi             :  tempat obat obatan
Terbuat daria apa     :-kayu
32.  nama               :miniature pedati karo
Asal                 :batak karo
Fungsi             : mengangkut alat pertanian
Terbuat daria apa     : kayu yang ditarik hewan
33.  nama               :peralatan perikanan
 Asal                :-
Fungsi             :  menangkap ikan
Terbuat daria apa     :kayu dan bam bu
34. 
nama               :peralatan perkebunan
Asal                 :-
Fungsi             : berkebun
Terbuat daria apa     :-
35.  nama               :pakaian dan alat perang nias
Asal                 :nias selatan
Fungsi             : pelindung diri
Terbuat daria apa     : kulit kayu
36.  nama               :meja kayu
 Asal                :nias selatan
Fungsi             :  -
Terbuat daria apa     :-
37.  nama               :piso halasan
Asal                 :batak karo
Fungsi             : senjata membela diri
Terbuat daria apa     :besi bentuk lurus
38.  nama               :miniature rumah bolon
 Asal                :simalungun
Fungsi             :  tempat tinggal
Terbuat daria apa     : kayu







 Di Masjid Raya Medan
Mesjid Al -Mashun Medan yang terletak di jantung kota tepatnya di Jalan Sisingamangaraja, meski usianya hampir 100 tahun atau seabad (1906 - 2000), namun bangunan dan berbagai ornamennya masih tetap utuh dan kokoh. Peninggalan kerajaan Islam Melayu Deli hingga kini masih menjadi kebanggaan umat Islam Medan dan Sumut, bahkan menjadi salah satu keunikan sejarah Islam masyarakat Melayu di Sumatera maupun di Malaysia.

Karenanya, rumah Allah ini tidak pernah sepi dari kunjungan umat baik untuk beribadah atau sekedar ber itikaf siang atau malam, apalagi kalau saat-saat bulan Ramadhan seperti ini pintu bangunan tua ini nyaris tidak ditutup selama 24 jam.

Masjid yang menjadi identitas Kota Medan ini, memang bukan sekedar bangunan antik bersejarah biasa, tetapi juga menyimpan keunikan tersendiri mulai dari gaya arsitektur, bentuk bangunan, kubah, menara, pilar utama hingga ornamen-ornamen kaligrafi yang menghiasi tiap bagian bangunan tua ini. Masjid ini dirancang dengan perpaduan gaya arsitektur Timur Tengah, India dan Eropa abad 18.

Merupakan salah satu peninggalan Sultan Ma’moen Al Rasyid Perkasa Alam - penguasa ke 9 Kerajaan Melayu Deli yang berkuasa 1873 - 1924 . Masjid Raya Al- Mashun sendiri dibangun tahun 1906 diatas lahan seluas 18.000 meter persegi, dapat menampung sekitar 1.500 jamaah dan digunakan pertama kali pada hari Jum’at 25 Sya’ban 1329 H ( 10 September 1909).

Peninggalan Sulthan Ma’moen lainnya yang hingga kini masih utuh bahkan menjadi andalan objek wisata sejarah Medan adalah Istana Maimoon yang selesai dibangun 26 Agustus 1888 dan mulai dipakai 18 Mei 1891, dan berbagai bangunan tua lainnya seperti residen pejabat kesulthanan, masjid dan ruang pertemuan yang tersebar di berbagai pelosok bekas wilayah kesulthanan Melayu Deli- kini wilayah Kodya Medan, Kodya Binjai, Kab. Langkat dan Kab Deli Serdang.

Masjid Raya Al-Mashun Medan, banyak dikagumi karena bentuknya yang unik tidak seperti bangunan masjid biasa yang umumnya berbentuk segi empat. Masjid ini, dirancang berbentuk bundar segi delapan dengan 4 serambi utama - di depan, belakang, dan samping kiri kanan, yang sekaligus menjadi pintu utama masuk ke masjid.

Antara serambi yang satu dengan lainnya dihubungkan oleh selasar kecil, sehingga melindungi bangunan/ruang utama dari luar. Di bagian dalam masjid ini, ditopang oleh 8 buah pilar utama berdiameter 0,60 m yang menjulang tinggi dan langsung menjadi penyangga kubah utama pada bagian tengah. Sedangkan 4 kubah lainnya berada di atas ke empat serambi selain ditambah dengan 2 buah menara di kiri-kanan belakang masjid

Kecuali itu, mimbar, keempat pintu utama dan 8 buah jendela serambi terbuat dari ukiran kayu jenis merbau bergaya seni tinggi - terbukti hingga kini masih tetap utuh. Belum lagi dengan ukiran dan hiasan ornamen khas Melayu Deli pada setiap sudut bangunan, yang serta merta melahirkan nilai-nilai sakral religius yang teramat dalam bagi tiap orang yang memasukinya.

Pada bulan Ramadhan seperti saat ini, suasana di Masjid Raya ini menjadi jauh lebih semarak dibanding hari-hari biasa. Kegiatan ibadah tidak hanya berlangsung siang hari, melainkan juga malam hari hingga menjelang waktu sahur. Hanya saja kalau siang disisi dengan kegiatan muzakarah, diskusi tentang hukum sya’ri Islam, ceramah Ramadhan, dan berbagai kegiatan pengkajian Islam lainnya.

Sedangkan, malam hari kegiatannya berupa shalat Tarawih dan Tadarrus Al-Qur’an hingga larut malam malah sampai dini hari saat sahur tiba. Kecuali itu, untuk menghidupkan suasana di komplek masjid, pengurus juga menyiapkan makanan bukaan setiap sore dengan bahan dari sumbangan para dermawan dan masyarakat sekitar masjid. Makanan berbuka yang disiapkan hingga 300 - 500 orang tersebut khusus bagi anak-anak yatim, gelandangan, dan kaum musafir yang jauh dari rumahnya saat waktu berbuka tiba.
Sejarah Masjid Raya Medan
Tentang masjid raya medan - Masjid Bersejarah di IndonesiaMasjid Al Mashun Medan atau lebih dikenal dengan Masjid Raya Medan terletak di jantung kota Medan. Meski umurnya sudah lebih dari satu abad (berdiri tahun 1906), tapi bangunan dan seluruh ornamennya masih saja utuh dan kuat. Warisan kerajaan Islam Melayu Deli sampai sekarang masih sebagai kebanggaan masyarakat muslim Medan dan Sumatera Utara. Masjid Raya Medan juga sebagai salah satu masjid bersejarah di Indonesia.
Makanya, Masjid Raya Medan ini selalu ramai dikunjungi umat baik untuk beribadah atau sekedar ber itikaf siang atau malam, apalagi kalau saat-saat bulan Ramadhan seperti ini pintu Masjid Raya Medan ini nyaris tidak ditutup selama 24 jam.
 
Kuburan raja amanah
Kuburan gubernur yang mati karena kecelakaan pesawat
Kuburan para ulama masjid raya medan
Di  Istana Maimun
Sejarah Istana Maimun
Istana Maimun, terkadang disebut juga Istana Putri Hijau, merupakan istana kebesaran Kerajaan Deli. Istana ini didominasi warna kuning, warna kebesaran kerajaan Melayu. Pembangunan istana selesai pada 25 Agustus 1888 M, di masa kekuasaan Sultan Makmun al-Rasyid Perkasa Alamsyah. Sultan Makmun adalah putra sulung Sultan Mahmud Perkasa Alam, pendiri kota Medan.
Sejak tahun 1946, Istana ini dihuni oleh para ahli waris Kesultanan Deli. Dalam waktu-waktu tertentu, di istana ini sering diadakan pertunjukan musik tradisional Melayu. Biasanya, pertunjukan-pertunjukan tersebut dihelat dalam rangka memeriahkan pesta perkawinan dan kegiatan sukacita lainnya. Selain itu, dua kali dalam setahun, Sultan Deli biasanya mengadakan acara silaturahmi antar keluarga besar istana. Pada setiap malam Jumat, para keluarga sultan mengadakan acara rawatib adat (semacam wiridan keluarga).
Bagi para pengunjung yang datang ke istana, mereka masih bisa melihat-lihat koleksi yang dipajang di ruang pertemuan, seperti foto-foto keluarga sultan, perabot rumah tangga Belanda kuno, dan berbagai jenis senjata. Di sini, juga terdapat meriam buntung yang memiliki legenda tersendiri. Orang Medan menyebut meriam ini dengan sebutan meriam puntung.
Kisah meriam puntung ini punya kaitan dengan Putri Hijau. Dikisahkan, di Kerajaan Timur Raya, hiduplah seorang putri yang cantik jelita, bernama Putri Hijau. Ia disebut demikian, karena tubuhnya memancarkan warna hijau. Ia memiliki dua orang saudara laki-laki, yaitu Mambang Yasid dan Mambang Khayali. Suatu ketika, datanglah Raja Aceh meminang Putri Hijau, namun, pinangan ini ditolak oleh kedua saudaranya. Raja Aceh menjadi marah, lalu menyerang Kerajaan Timur Raya. Raja Aceh berhasil mengalahkan Mambang Yasid. Saat tentara Aceh hendak masuk istana menculik Putri Hijau, mendadak terjadi keajaiban, Mambang Khayali tiba-tiba berubah menjadi meriam dan menembak membabi-buta tanpa henti. Karena terus-menerus menembakkan peluru ke arah pasukan Aceh, maka meriam ini terpecah dua. Bagian depannya ditemukan di daerah Surbakti, di dataran tinggi Karo, dekat Kabanjahe. Sementara bagian belakang terlempar ke Labuhan Deli, kemudian dipindahkan ke halaman Istana Maimun.
Setiap hari, Istana ini terbuka untuk umum, kecuali bila ada penyelenggaraan upacara khusus.
2. Lokasi
Istana ini terletak di jalan Brigadir Jenderal Katamso, kelurahan Sukaraja, kecamatan Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara.
3. Luas
Luas istana lebih kurang 2.772 m, dengan halaman yang luasnya mencapai 4 hektar. Panjang dari depan kebelakang mencapai 75,50 m. dan tinggi bangunan mencapai 14,14 m. Bangunan istana bertingkat dua, ditopang oleh tiang kayu dan batu
Setiap sore, biasanya banyak anak-anak yang bermain di halaman istana yang luas.
4. Arsitektur
Arsitektur bangunan merupakan perpaduan antara ciri arsitektur Moghul, Timur Tengah, Spanyol, India, Belanda dan Melayu. Pengaruh arsitektur Belanda tampak pada bentuk pintu dan jendela yang lebar dan tinggi. Tapi, terdapat beberapa pintu yang menunjukkan pengaruh Spanyol. Pengaruh Islam tampak pada keberadaaan lengkungan (arcade) pada atap. Tinggi lengkungan tersebut berkisar antara 5 sampai 8 meter. Bentuk lengkungan ini amat populer di kawasan Timur Tengah, India dan Turki.
Bangunan istana terdiri dari tiga ruang utama, yaitu: bangunan induk, sayap kanan dan sayap kiri. Bangunan induk disebut juga Balairung dengan luas 412 m2, dimana singgasana kerajaan berada. Singgasana kerajaan digunakan dalam acara-acara tertentu, seperti penobatan raja, ataupun ketika menerima sembah sujud keluarga istana pada hari-hari besar Islam.Di bangunan ini juga terdapat sebuah lampu kristal besar bergaya Eropa.
Di dalam istana terdapat 30 ruangan, dengan desain interior yang unik, perpaduan seni dari berbagai negeri. Dari luar, istana yang menghadap ke timur ini tampak seperti istana raja-raja Moghul.
5. Perencana
Ada beberapa pendapat mengenai siapa sesungguhnya perancang istana ini. Beberapa sumber menyebutkan perancangnya seorang arsitek berkebangsaan Italia, namun tidak diketahui namanya secara pasti. Sumber lain, yaitu pemandu wisata yang bertugas di istana ini, mengungkapkan bahwa arsiteknya adalah seorang Kapitan Belanda bernama T. H. Van Erp.
6. Renovasi
Istana ini terkesan kurang terawat, boleh jadi, hal ini disebabkan minimnya biaya yang dimiliki oleh keluarga sultan. Selama ini, biaya perawatan amat tergantung pada sumbangan pengunjung yang datang. Agar tampak lebih indah, sudah seharusnya dilakukan renovasi, tentu saja dengan bantuan segala pihak yang concern dengan nasib cagar budaya bangsa.

Sejenak tentang ksultan di kerajaan deli

10.                        Sultan Amaluddin Al Sani Perkasa Alamsyah 1924-1945
11.                        Sultan Otteman II Perkasa Alam Shah.JPGSultan Osman Al Sani Perkasa Alamsyah 1945-1967
12.                        Sultan Azmi Perkasa Alam Shah.JPGSultan Azmy Perkasa Alam Alhaj 1967-1998
13.                        Sultan Otteman Mahmud Perkasa AlamSultan Otteman Mahmud Perkasa Alam 5 Mei 199821 Juli 2005
14.                        Sultan Mahmud Lamanjiji Perkasa AlamSultan Mahmud Lamanjiji Perkasa Alam 22 Juli 2005–saat ini

Meriam Jelmaan Putri Cantik di Istana Maimun Medan

http://images.detik.com/customthumb/2013/10/01/1519/182418_medanmeriam1.jpg?w=465
Di depan pintu masuk terdapat sebuah prasasti besar buatan Dinas Pariwisata Kota Medan. Isinya rupanya penjelasan soal bangunan ini dan Legenda Meriam Puntung alias meriam buntung.
Disebutkan, Meriam Puntung adalah penjelmaan dari adik Putri Hijau dari Kerajaan Deli Tua bernama Mambang Khayali nan cantik jelita. Dia berubah menjadi meriam dalam mempertahankan istana dari serbuan Raja Aceh yang ditolak pinangannya oleh Putri Hijau.
Akibat laras meriamnya yang terlalu panas karena menembak terus menerus, maka akhirnya meriam pecah menjadi dua bagian. Ujung meriam yang merupakan bagian yang satu, melayang dan menurut dongeng jatuh di Kampung Sukanalu, Kecamatan Barus Jahe, Tanah Karo. Sedangkan bagian yang lain disimpan pada bangunan kecil di sisi kanan Istana Maimun.
Wah! Legenda yang menarik. Saya pun jadi penasaran dan masuk ke bangunan tersebut. Di dalamnya ada seorang ibu bernama Farida yang menjadi penunggu. Sementara, pengunjung membayar uang sukarela Rp 3.000 untuk kebersihan.
Ruangannya sekitar 4x6 meter. Ada semacam altar dengan atap berbentuk rumah Batak dan di bawahnya dibalut kain hijau. Di balik kain hijau itulah terdapat meriam buntung.
Nah rupanya, di bagian atas meriam ditabur aneka bunga-bunga. Menurut Farida, masyarakat ada yang percaya meriam ini membawa berkah.
"Iya ini Meriam Puntung kalau orang ada kaul (punya impian-red), kemari hari Senin, Kamis atau Jumat. Taruh bunga-bungaan," kata Farida yang suaminya masih keluarga Kesultanan Deli.
Ah, terlepas dari kepercayaan dan legenda yang ada, Meriam Puntung adalah kisah sejarah yang menarik. Sepotong kisah dari meriam yang sepotong juga, Meriam Puntung menambah pengalaman menarik wisatawan yang mengunjungi Istana Maimun Medan.
Legenda meriam puntung
                                Kampung kecil, dalam masa lebih kurang 80 tahun dengan pesat berkembang menjadi kota, yang dewasa ini kita kenal sebagai kota Medan, berada di suatu tanah datar atau MEDAN, di tempat Sungai Babura bertemu dengan Sungai Deli, yang waktu itu dikenal sebagai “Medan Putri”, tidak jauh dari Jalan Putri Hijau sekarang.
                                Menurut Tengku Lukman Sinar, SH dalam bukunya “Riwayat Hamparan Perak” yang terbit tahun 1971, yang mendirikan kampung Medan adalah Raja Guru Patimpus, nenek moyang Datuk Hamparan Perak (Dua Belas Kota) dan Datuk Sukapiring, yaitu dua dari empat kepala suku Kesultanan Deli.
                                John Anderson, seorang pegawai Pemerintah Inggeris yang berkedudukan di Penang, pernah berkunjung ke Medan tahun 1823. Dalam bukunya bernama “Mission to the Eastcoast of Sumatera”, edisi Edinburg tahun 1826, Medan masih merupakan satu kampung kecil yang berpenduduk sekitar 200 orang. Di pinggir sungai sampai ke tembok Mesjid kampung Medan, ada dilihatnya susunan batu-batu granit berbentuk bujur sangkar yang menurut dugaannya berasal dari Candi Hindu di Jawa.
                                Menurut legenda, dizaman dahulu kala pernah hidup di Kesultanan Deli Lama kira-kira 10 km dari kampung Medan, di Deli Tua sekarang seorang putri yang sangat cantik dan karena kecantikannya diberi nama Putri Hijau. Kecantikan puteri itu tersohor kemana-mana, mulai dari Aceh sampai ke ujung utara Pulau Jawa.
                                Sultan Aceh jatuh cinta pada puteri itu dan melamarnya untuk dijadikan permaisurinya. Lamaran Sultan Aceh itu ditolak oleh kedua saudara laki-laki Putri Hijau. Sultan Aceh sangat marah karena penolakannya itu dianggap sebagai penghinaan terhadap dirinya. Maka pecahlah perang antara kesultanan Aceh dan kesulatanan Deli.
                                Menurut legenda yang tersebut di atas, dengan mempergunakan kekuatan gaib, seorang dari saudara Putri Hijau menjelma menjadi seekor ular naga dan yang seorang lagi sebagai sepucuk meriam yang tidak henti-hentinya menembaki tentara Aceh hingga akhir hayatnya.
                                 Deli Lama mengalami kekalahan dalam peperangan itu dan karena kecewa, Putera mahkota yang menjelma menjadi meriam itu, meledak bagian belakangnya terlontar ke Labuhan Deli dan bagian depannya kedataran tinggi Karo, kira-kira 5 km dari Kabanjahe.
                                Pangeran yang seorang lagi yang telah berubah menjadi seekor ular naga itu, mengundurkan diri melalui satu saluran dan masuk ke dalam Sungai Deli, disatu tempat yang berdekatan dengan Jalan Putri Hijau sekarang. Arus sungai membawanya ke Selat Malaka dari tempat ia meneruskan perjalanannya yang terakhir di ujung Jambo Aye dekat Lok Seumawe, Aceh.
                                Putri Hijau ditawan dan dimasukkan dalam sebuah peti kaca yang dimuat ke dalam kapal untuk seterusnya dibawa ke Aceh.
                                Ketika kapal sampai di ujung Jambo Aye, Putri Hijau mohon diadakan satu upacara untuknya sebelum peti diturunkan dari kapal. Atas permintaannya, harus diserahkan padanya sejumlah beras dan beribu-ribu telur. Permohonan tuan Putri itu dikabulkan.
                                Tetapi, baru saja upacara dimulai, tiba-tiba berhembus angin ribut yang maha dahsyat disusul oleh gelombang-gelombang yang sangat tinggi. Dari dalam laut muncul abangnya yang telah menjelma menjadi ular naga itu dengan menggunakan rahangnya yang besar itu, diambilnya peti tempat adiknya dikurung, lalu dibawanya masuk ke dalam laut.
                                Legenda ini sampai sekarang masih terkenal dikalangan orang-orang Deli dan malahan juga dalam masyarakat Melayu di Malaysia. Di Deli Tua masih terdapat reruntuhan benteng dari Puri yang berasal dari zaman Putri Hijau, sedangkan sisa meriam, penjelmaan abang Putri Hijau, dapat dilihat di halaman Istana Maimun, Medan.
BAB IV
PENUTUP
4.1    Kesimpulan
Dari semua yang telah kami tulis, kami dapat menyimpulkan bahwa semua objek – objek bersejarah yang kami kunjungi yaitu, mureum negri medan, masjid raya, istana maimun.
4.2     Saran
1. Benda – benda di museum hendaknya ditingkatkan perawatannya supaya wisatawan bias tetap menikmati keaslian benda – benda tersebut. Untuk itu, diharapkan dapat meningkatkan Objek wisata tersebut.
2. Pemerintah hendaknya lebih meningkatkan mutu dan keamanan dari lokasi bersejarah
3. Masalah waktu. Mungkin, masalah ini sudah tidak asing lagi dalam setiap pelaksanaan studi tour. Apa yang menyebabkan terjadinya masalah waktu ?. Mungkin, kurang terjadinya kordinasi dan kurang disiplinya semua pihak dalam menyusun jadwal pemberangkatan ataupun jadwal pemberhentian. Kemudian, apa saja bentuk masalah waktu tersebut ? masalah waktu tersebut diantaranya : tenggang waktu di daerah transit terlalu lama sehingga menunda waktu pemberangkatan selanjutnya. Bijaknya, dalam pelaksanaan studi tour, Kita semua harus sepandai – pandainya mengatur waktu baik itu jadwal pemberangkatan maupun jadwal pemberhentian.
Demikian Kritik dan saran yang dapat kami sampaikan. Semoga saran dan kritik kami dapat memberikan manfaat untuk semua pihak
Daftar pustaka
1.      medan –Sumatra utara
2.      museum negri medan
3.      masjid raya medan
4.      istana maimun          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar