POLITIK
1.
Pengertian
Politik.
Politik (dari bahasa Yunani: politikos,
yang berarti dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara),
adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan
keputusan,
khususnya dalam negara.[1]Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara
berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal
dalam ilmu politik.
Di samping
itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
·
politik
adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama
(teori klasik Aristoteles)
·
politik
adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
·
politik
merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan di masyarakat
2.
Pandangan
Alkitab akan Ilmu Politik.
Dalam alkitab ditemui berbagai hal yang didalamnya mengajak umat
untuk turut serta dalam pembangunan bahkan dalam pemerintah. Melalui nabi
yeremia, mengajarkan agar setiap orang turut bertanggungjawab untuk membangun
kesejahteraan kota di mana ia ditempatkan oleh Tuhan (Yer. 29:4-7 ; Rm.
13:1-7). Bila hal seperti ini berlaku dalam masa dan terhadap pemerintah yang
sedang menjajah apalagi terhadap pemerintah bangsa Indonesia. Pemerintah Publik
Indonesia adalah pemerintah kita sendiri dan kehadiran kita pada saat seperti
ini di tengah Republik ini adalah ketetapan Tuhan, bukan atas pilihan kita
sendiri karena itu harus kita terima dan syukuri dengan demikian dapat di garis
bawahi pemerintah itu adalah Ketetapan Tuhan, bukan atas pilihan kita. Sama
seperti bagian komponen bangsa yang lain, umat kristiani baik secara individu
maupun kelompok ikut bertanggung jawab untuk menjaga kelangsungan kemerdekaan
bangsa ini dalam arrti bebas dari pengaruh dan kekuatan luar manapun dan
memaksanya untuk melakukan apa yang sesungguhnya tidak di inginkan. Maka umat
yang mengemban tugas bersama untuk turut serta mewujudkan cita-cita yang
terkandung dalam Pancasila.
PARA penulis Injil menceritakan beberapa peristiwa selama
pelayanan Yesus yang bisa membuatnya terlibat dalam politik. Misalnya, tak lama
setelah Yesus dibaptis kira-kira pada usia 30, Iblis menawarkan kepadanya
kedudukan sebagai penguasa dunia. Belakangan, orang-orang ingin menjadikan
dia raja mereka.
Kemudian, ada yang berupaya menjadikan dia aktivis politik. Apa tanggapan Yesus? Mari kita simak
peristiwanya.
Penguasa dunia. Injil
menyatakan bahwa Si Iblis menawarkan kepada Yesus kekuasaan atas ”semua
kerajaan dunia”. Bayangkan hal-hal baik yang bisa Yesus lakukan bagi umat
manusia yang menderita seandainya ia menjadi penguasa dunia! Seorang tokoh
politik yang peduli kepada rakyat pasti tidak bakal menolak tawaran seperti
itu. Tetapi, meskipun Yesus sangat peduli kepada manusia, ia menolak tawaran
tersebut. (Matius 4:8-11).
Raja. Banyak
orang pada zaman Yesus mendambakan penguasa yang dapat membereskan problem
ekonomi dan politik yang mereka hadapi. Karena terkesan dengan kesanggupan
Yesus, orang-orang ingin agar ia terjun ke dalam kancah politik. Apa tanggapan
Yesus? Penulis Injil Yohanes mengatakan, ”Ketika Yesus tahu bahwa mereka akan
segera datang dan hendak membawanya dengan paksa untuk menjadikannya raja, ia
sekali lagi mengundurkan diri ke gunung sendirian.” (Yohanes 6:10-15)
Jelaslah, Yesus tidak mau terlibat dalam politik.
Aktivis politik. Perhatikan
apa yang terjadi beberapa hari sebelum Yesus dihukum mati. Yesus didekati oleh
beberapa murid orang Farisi, yang ingin merdeka dari Imperium Romawi, juga oleh
para pengikut Herodes, anggota partai politik yang mendukung Roma. Mereka ingin
memaksanya untuk mendukung pihak tertentu. Mereka bertanya apakah orang Yahudi
harus membayar pajak kepada Roma atau tidak.
Markus mencatat jawaban Yesus, ”’Mengapa kamu menguji aku?
Bawalah kepadaku sebuah dinar untuk dilihat.’ Mereka membawa satu. Dan ia
mengatakan kepada mereka, ’Gambar dan tulisan siapakah
ini?’ Mereka mengatakan kepadanya, ’Kaisar.’ Yesus kemudian mengatakan,
’Bayarlah kembali perkara-perkara Kaisar kepada Kaisar, tetapi perkara-perkara
Allah kepada Allah.’” (Markus 12:13-17)
Buku Church
and State—The Story of Two Kingdoms mengomentari
alasan di balik jawaban Yesus, ”Ia tidak mau bertindak sebagai mesias politik
dan dengan bijaksana ia menetapkan batasan antara hak Kaisar dan hak Allah.”
Kristus
bukannya tidak peduli akan kemiskinan, korupsi, dan ketidakadilan. Malah,
Alkitab memperlihatkan bahwa ia sangat prihatin dengan keadaan yang mengenaskan
di sekitarnya. (Markus 6:33, 34) Sekalipun demikian, Yesus tidak memulai kampanye untuk
menyingkirkan ketidakadilan dunia, meskipun ada yang berupaya menyeret dia agar
terlibat dalam isu-isu kontroversial di zamannya.
Jelaslah, sebagaimana diperlihatkan contoh di atas, Yesus
tidak mau terlibat dalam urusan politik. Tetapi, bagaimana dengan orang Kristen
dewasa ini? Bagaimana seharusnya sikap mereka?
3.
Gereja
terhadap Politik.
1. Hubungan
Gereja dan Politik
Dengan melihat pemahaman gereja dan
politik, jelas ada hubungannya karena sama-sama menyinggung masyarakat dimana
di dalam gereja, masyarakat digambarkan sebagai jemaat. Dengan demikian bahwa
gereja dengan politik sudah pasti memiliki hubungan.
Rumusan De Jonge memperlihatkan hubungan
yang sangat erat antara gereja dan negara (politik), bahkan satu kesatuan yang
tampaknya tidak lepas yakni: adanya anggapan bahwa masyarakat adalah satu
kesatuan dengan gereja sebagai jiwa dan negara sebagai tubuh. Gereja mengurus
perkara-perkara yang berkaitan dengan keselamatan abadi, sedangkan pemerintah
memajukan kesejahteraan manusia di dunia ini dan kedua-duanya bekerja sama demi
kemuliaan nama Kristus dan Allah.
2. Posisi
Gereja dalam Politik
Gereja tidak hidup dalam ruang yang
kosong karena ia ada dalam suatu wilayah tertentu. Wilayah itu adalah negara.
Tidak bisa tidak gereja berada dalam ikatan bersama dengan penghuni lainnya di
wilayah itu. Dalam wilayah negara itulah, tujuan bersama digariskan dan
disetujui oleh semua pihak, termasuk gereja, serta direspons secara bertanggung
jawab. Dengan memahami teologi politik, posisi gereja dalam hubungan dengan
negara jelas kelihatan. Manusia sebenarnya tidak membutuhkan negara, tetapi
sejak manusia jatuh kedalam dosa, maka manusia membutuhkan negara untuk
mengatur dan menyepakati tujuan bersama demi kesejahteraan dan keselamatan.
Pandangan ini mirip dengan pandangan Agustinus bahwa negara adalah alat
kesejahteraan Allah. Hukum positif dalam negaralah yang akan mengatur hal itu.
Calvin dengan tegas mengatakan bahwa gereja dan negara mempunyai tugas yang
berbeda dari Allah, walaupun keduanya mempunyai dasar tugas yang sama, yaitu
mengupayakan kesejahteraan manusia. Keduanya menjalankan fungsi saling
melengkapi untuk mencapai tujuan dasar bersama.
3. Manfaat
Politik bagi Gereja
Ciri yang paling khas dari politik
didasarkan pada perspektif Alkitab, atau Kerajaan Allah itu, adalah
hadirnya suatu tatanan kehidupan yang memungkinkan seluruh insane ciptaan Tuhan
dapat hidup dalam kesejahteraan, keadilan, kejujuran dan kebenaran. Adapun yang
diharapkan dari adanya politik tersebut adalah sebagai berikut.
a) Menggali
pemahaman iman Kristen menyangkut politik dan dapat menjadi pendorong
keberanian untuk menerjemahkannya secara pas ke dalam realitas konkret.
Artinya, terurai pemahaman yang jelas dan pasti menyangkut sikap iman untuk
menjadikan politik sebagai keharusan pelayanan.
b) Meningkatkan
prakarsa dan partisipasi politik dalam pengembangan karakter bangsa dan Negara
yang beradab dan imaniah.
c) Meningkatkan
dan mengembangkan pola kehidupan beriman pada arena politik masyarakat
Indonesia yang bercirikan pluralitas.
d) Mendorong
prakarsa bagi kehidupan masyarakat yang solider, kerja sama seluruh komponen
pada segala jenjang dan aras.
4. Contoh
Kasus
Pada dasarnya, jika politik masuk dalam
gereja, maka politik itu dapat memperkuat kedudukan gereja pada hukum Negara.
Sebaliknya, jika gereja menolak adanya politik, maka sulitlah untuk
mempertahankan diri secara hukum. Salah satu contoh yang bisa kita amati pada
saat ini adalah kasus-kasus pembongkaran gereja yang semakin marak di
Indonesia. Baru-baru ini terjadi PEMBONGKARAN GEREJA HKBP SETU, BEKASI dengan
alasan yang sangat klasik, yakni terkait dengan izin persetujuan pendirian
tempat ibadah.
Adapun lokasi gereja HKBP Setu berada di
desa Taman Sari tepatnya di RT 05/RW 02, Bekasi yang diklaim belum memiliki IMB
(Izin Mendirikan Bangunan). Atas dasar gugatan tersebut, masyarakat setempat
meminta agar aktivitas ibadah diberhentikan sampai surat IMB selesai
diurus. Namun, jemaat gereja tetap bersikukuh menjalankan proses ibadah
sebagaimana biasanya. Hal inilah yang memancing emosi warga setempat untuk
membongkar bangunan gereja tersebut.
Jemaat HKBP Setu merasa kesulitan dalam
menuntut tindakan warga yang telah merobohkan gedung gereja. Hal ini disebabkan
oleh beberapa jemaat gereja terlibat kesepakatan dengan warga setempat dalam
surat yang dibuat pada tanggal 15 Januari 2013 yang menyatakan bahwa jemaat
HKBP Setu setuju jika proses ibadah dihentikan sampai adanya surat IMB. Surat
Kesepakatan tersebut ditanda tangani oleh delapan orang termasuk Camat Setu dan
Kepala Desa Taman Sari, Perwakilan Polsek Setu, serta Perwakilan HKBP Setu.
Dalam kasus ini terlihat jelas tidak
adanya perlindungan Negara secara hukum kepada gereja. Pembongkaran yang
dilakukan masyarakat setempat menggambarkan tidak adanya rasa takut dan saling
menghargai. Hal ini disebabkan gereja tidak memiliki ilmu Politik yang mampu
mematenkan posisi gereja secara hukum baik dalam perlindungan beribadah maupun
perlindungan fisik bangunan gereja tersebut.
4.
Sejauh
Mana Orang Kristen di Indonesia Melaksanakan Politik sesuai dengan Ajaran
Alkitab.
Peranan umat Kristen
dalam kancah politik adalah menjadi garam dan terang dunia (Matius 5:13-14). Di
samping itu, gereja berperan sebagai salah satu institusi keagamaan yang
mengawali dan melestarikan sikap kritis jika suatu gereja itu hendak eksis
sebagai pelayan yang menggarami dan menerangi dunia ini. Sehingga tidak ada
alasan bagi gereja untuk membiarkan situasi bangsa dan negara menjadi kacau
tanpa memandang masa depan yang berarti dan menjanjikan. Berdasar dari jawaban
Petrus dan para rasul di hadapan Mahkamah Agama (Kisah Para Rasul 5 : 29), maka
gereja harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia. Selanjutnya,
berpegang kepada jiwa dan semangat juang Rasul Paulus dalam memberitakan Injil
Kebenaran, seperti Injil Kristus yang menyebutkan : “Sebab kepada kamu
dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk
menderita untuk Dia” (Filipi 1 : 29).
Orang kristen sebagai orang yang percaya yang
terpanggil dan telah menerima tugas dari Yesus Kristus harus menunjukkan
ketaatan kepada Tuhan di segala bidang kehidupan. Orang Kristen harus mempunyai
kebiasaan untuk melihat seluruh masyarakat yang berpolitik dan
peraturan-peraturan politik dibawah penghukuman dan anugerah Allah. Itu
dapat diartikan bahwa orang Kristen berpartisipasi dibidang politik ialah
karena segi politik itu tetap di bawah kuasa dan anugerah Allah (bnd.
Rom.13:4). Orang kristen atau Pendeta sebagai warga negara harus aktif dalam
politik dengan cara tetap hidup sebagai garam dan terang. Orang Kristen tidak
hanya sebagai warga negara yang baik tetapi dia harus mampu menggambarkan atau
memperlihatkan kehendak Allah di dalam kehidupannya yaitu di dalam kehidupan
berpolitik. Orang Kristen bertanggung jawab untuk memelihara dan menumbuhkan
kesatuan dan persatuan antara umat yang berbeda agama (bnd. Mat. 5:13-16; I
Ptr. 2:12).
Suara nyaring gereja
sangat dirindukan oleh warga dan masyarakat pada saat ini, dimana gereja
diyakini wajib menyerukan suara kenabiannya untuk menyatakan kebenaran Allah di
tengah-tengah dunia. Sejak era Reformasi di tahun 1998, masih banyak kenyataan
pahit yang dialami oleh bangsa dan rakyat Indonesia hingga detik ini, seperti
masih merajalelanya kasus-kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), penegakan
hukum yang (sepertinya) dikendalikan oleh elit politik dan penguasa yang
terkesan tidak tersentuh oleh hukum. Pengangguran makin bertambah, keamanan
kian terusik, pembobolan bank dimana-mana, maraknya sindikat penjualan
obat-obat terlarang dari luar negeri, pencemaran lingkungan oleh pabrik-pabrik
raksasa, pranata pemerintah yang sangat rawan konflik, dan lain sebagainya.
Ketika kesemua masalah
itu terjadi, bukankah seharusnya gereja peka dan bersuara melalui doa, saluran
media dan melalui warganya guna memberi penghiburan, penguatan dan pembelaan
kepada mereka yang teraniaya, yang tertindas dan yang diberlakukan secara tidak
adil. Dalam hal inilah bahwa gereja diutus oleh Tuhan dan ditempatkan di dunia
ini untuk menggarami dan menerangi politik dan kekuasaan dunia agar mereka
(para politisi dan pemerintah) menjadi pelayan, bukan hanya yang gemar dilayani
oleh masyarakat.
Kesimpulan
Pada dasarnya kehidupan politik sama dengan kehidupan lainnya.
Manusia ditugaskan untuk melakukan tugas penatalayanan alam semesta beserta
isinya, termasuk mengambil bagian dalam dunia politik demi terciptanya
masyarakat yang damai dan sejahtera. Dalam Alkitab diajarkan bahwa agar umat
Allah turut serta dalam pembangunan kota dan pemerintahan. Nabi Yeremia (yer.
29:4-7) meminta agar umat Allah bertanggungjawab untuk membangun kesejahteraan
kota.
Nilai-nilai atau prinsip-prinsip kristiani yang dapat di pakai
sebagai acuan dalam menjalankan peran dan tanggung jawab orang Kristen dalam
dunia politik adalah: “ kasih, kebangsaan, kemerdekaan, keadilan, kebenaran,
kesetiakawanan, tulus, jujur, rendah hati, kepeloporan, kesamaan dan kesetiaan.
Daftar Pustaka.
Sumarsono
S., dkk, “Pendidikan Kewarganegaraan”, (PT. Gramedia Pustaka Utama),
Jakarta; 2001; Hlm 137.
Sirait
Saut Hamonagan, “ Politik Kristen di Indonesia”, (BPK-Gunung Mulia),
Jakarta; 2001; Hlm 137.
Suprianto,
dkk, “Merentang Sejarah, Memaknai Kemandirian”, (BPK-Gunung Mulia),
Jakarta; 2002; Hlm 145-147.
Jhon C. Bennet, When Christian Make Political Decision, (New
York: Association Press, 1964), hal. 26
Detik News.com
William H. Elder III, Understanding Christian Ethics: An
Interpretive Approach, (Nashville, Tennessee: Bradman Press, 1988), hal.
123-124
https://id.wikipedia.org/wiki/Politik
29/06/2017.12:21
https://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/2012322.
29/06/2017.12:22